Selasa, 14 Juni 2011

cerita inspiratif

Senin, 12 Januari 2009
Hadiah wisuda
Di sebuah keluarga, tinggallah seorang ayah dengan putra tunggalnya
yang sebentar lagi lulus dari perguruan tinggi. Sang ibu beberapa
tahun yang lalu telah meninggal dunia. Mereka berdua memiliki
kesamaan minat yakni mengikuti perkembangan produk otomotif.

Suatu hari, saat pameran otomotif berlangsung, mereka berdua pun ke
sana. Melihat sambil berandai-andai. Seandainya tabungan si ayah
mencukupi, kira-kira mobil apa yang sesuai budget yang akan di beli.
Sambil bersenda gurau, sepertinya sungguh-sungguh akan membeli mobil
impian mereka.

Menjelang hari wisuda, diam-diam si anak menyimpan harapan dalam
hati, "Mudah-mudahan ayah membelikan aku mobil, sebagai hadiah
kelulusanku. Setelah lulus, aku pasti akan memasuki dunia kerja. Dan
alangkah hebatnya bila saat mulai bekerja nanti aku bisa berkendara
ke kantor dengan mobil baru," harapnya dengan senang. Membayangkan
dirinya memakai baju rapi berdasi, mengendarai mobil ke kantor.

Saat hari wisuda tiba, ayahnya memberi hadiah bingkisan yang segera
dibukanya dengan harap-harap cemas. Ternyata isinya adalah sebuah
kitab suci di bingkai kotak kayu berukir indah. Walaupun mengucap
terima kasih tetapi hatinya sungguh kecewa. "Bukannya aku tidak
menghargai hadiah dari ayah, tetapi alangkah senangnya bila isi
kotak itu adalah kunci mobil," ucapnya dalam hati sambil menaruh
kitab suci kembali ke kotaknya.

Waktu berlalu dengan cepat, si anak diterima kerja di kota besar. Si
ayah pun sendiri dalam kesepian. Karena usia tua dan sakit-sakitan,
tak lama si ayah meninggal dunia tanpa sempat meninggalkan pesan
kepada putranya.

Setelah masa berkabung selesai, saat sedang membereskan barang-
barang, mata si anak terpaku melihat kotak kayu hadiah wisudanya
yang tergeletak berdebu di pojok lemari. Dia teringat itu hadiah
ayahnya saat wisuda yang diabaikannya. Perlahan dibersihkannya kotak
penutup, dan untuk pertama kalinya kitab suci hadiah pemberian si
ayah dibacanya.

Saat membaca, tiba-tiba sehelai kertas terjatuh dari selipan kitab
suci. Alangkah terkejutnya dia. Ternyata isinya selembar cek dengan
nominal sebesar harga mobil yang diinginkan dan tertera tanggalnya
persis pada hari wisudanya.

Sambil berlinang airmata, dia pun tersadar. Terjawab sudah, kenapa
mobil kesayangan ayahnya dijual. Ternyata untuk menggenapi harga
mobil yang hendak dihadiahkan kepadanya di hari wisuda. Segera ia
pun bersimpuh dengan memanjatkan doa, "Ayah maafkan anakmu yang
tidak menghargai hadiahmu …. Walau terlambat, hadiah Ayah telah
kuterima…… Terima kasih Ayah.. Semoga Ayah berbahagia di sisiNYA,
amin".

Tidak jarang para orang tua memberi perhatian dengan alasan dan
caranya masing-masing. Tetapi dalam kenyataan hidup, karena kemudaan
usia anak dan emosi yang belum dewasa, seringkali terjadi
kesalahfahaman pada anak dalam menerjemahkan perhatian orang tua.

Jangan cepat menghakimi sekiranya harapan tidak sesuai dengan
kenyataan. Sebaliknya tidak menjadikan kita manja hingga selalu
menuntut permintaan.

Mari belajar menjadi anak yang pandai menghargai setiap perhatian
orang tua.[aw]

Sumber: Selembar Cek oleh Andrie Wongso
http://briliano.multiply.com/

Sabtu, 12 Februari 2011

GADAI RUMAH

GADAI RUMAH

Di sini saya akan memberikan beberapa tips apabila agan-agan mau memberi pinjaman uang kepada seseorang dengan sistem gadai rumah.

Dalam Islam, Gadai itu boleh. Nabi Muhammad SAW pun pernah menggadaikan baju besinya dengan gandum.
Untuk pemanfaatannya bisa seperti ini :
1. Gadai kuda, kuda itu boleh ditunggangi. Atau rumah, mobil, dll.
2. Gadai emas, ada biaya penitipan atau perawatan, itu wajar, tapi bukan bunga lho. Kalau sistem bunga, HARAM....!!

Yang tidak boleh sistem bunga.
Saya akan jelaskan sedikit disini, kalau di pegadaian itu ada pinjaman pokok (dana yang dipinjam) dan bunga dari dana yang dipinjam.
Mis. Pinjam 10 juta, bunga perbulan 1,5%. Jangka waktu selama 12 bulan.
Jadi, 10.000.000,- x 1,5% = 150.000,-.
12 Bulan x 150.000,- = 1.800.000,-.
Berarti apabila kita mau menebus, kita harus mengeluarkan uang sebanyak 10jt + 1.800.000 = 11.800.000,-
Wah...banyak ya bunganya... kasihan dong..

Dan biasanya dalam pegadaian itu,
Apabila ada yang gadai mobil, lalu si peminjam tidak dapat menebus. Maka, mobil tersebut akan di lelang oleh pihak pegadaian. Klu harga mobil yang di lelang lebih tinggi dari pinjaman, sisanya akan dikembalikan setelah dikurangi pokok pinjaman dan bunga. Tapi kan dalam Islam di haramkan sistem bunga.

Jadi, klu menurut saya...
Kalau ada yang mau gadai rumah, ambil saja dengan perjanjian :
1. Rumah tersebut di setujui untuk dapat digunakan oleh si pemberi dana, entah itu untuk di tempati atau di kontrakkan. (Ada untungnya kan...)
2. Harus ada kejelasan apabila si peminjam tidak dapat menebusnya. Misalnya : Apabila memang niat membantu, kalau belum dapat menebusnya di perpanjang jangka waktunya dengan membuat surat perjanjian baru. Atau Rumah akan jadi hak milik (tidak serta merta atau otomatis jadi hak milik ya, masih ada proses yang harus di jalani lagi). Atau di dialihgadaikan ke orang lain. Atau dijual dengan sistem apabila harga rumahnya lebih tinggi dari pinjaman maka akan dikembalikan setelah dikurangi dana yang dipinjam.
3. Yang tidak kalah penting adalah kelengkapan administrasinya, seperti :
a. Sertifikat Rumah.
b. Foto Copy KTP.
c. Foto Copy KK.
d. Foto Copy Surat Nikah.
e. Foto Copy PBB.
f. Surat perjanjian bermaterai.
g. Nomor telepon yang bisa dihubungi.

(Kelengkapan suratnya kok banyak ya...? Sebenarnya sih ga perlu selengkap itu juga, hanya saja jaga-jaga apabila ada sesuatu hal yang tidak diinginkan, kita bisa gampang ngurusnya. Oya, kalau bisa buat surat perjanjiannya di tanda tangani saksi juga, selain tanda tangan si peminjam dan si pemberi dana tentunya, biar lebih mantap, hehe.... Ok!).

Ya..mungkin itu saja kesimpulan dari saya, semoga bermanfaat..

Minggu, 06 Februari 2011

Sembuh.. sembuh.. hore!!

Alhamdulillah..
cacarku dah sembuh.. ternyata, jangan terlalu khawatir sama penyakit ini, insyaAllah ga apa-apa..
waktu itu aku di beri obat CTM, anti virus, dan anti biotik sama dokter.. tapi, aku ga mau minum.. sebenarnya sih minum, cuma yang anti virus, itupun cuma 2-3 kali, coz aku takut kena janinku.. semua obat yang dikasih itu kan ga baik untuk janin, jadi aku milih bertahan sendiri, lagipula cacarku ini tidak parah kok.. so,aku berani ga minum obat.. toh, klu kena virus, ga ada obat yg benar-benar ampuh, karena virus akan sembuh sendiri, obat yang dikasih itu hanya pereda saja, bukan penyembuh.. yang penting daya tahan tubuh kita kuat, virus akan hilang dengan sendirinya..
Alhamdulillah, buktinya ga apa-apa..

Terimakasih ya Allah, atas perlindungan-Mu..